MAKALAH
PENERAPAN METODE PENDEKATAN SAINTIFIK
(SCIENTIFIC APPROACH)
DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas Mata Pelajaran
Pengantar Profesi
Kependidikan (PPK)
Dosen Pengampu
Mata Kuliah :
Yani Paryono,S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Friescha
Azizatun Nisa (1431037)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SIDOARJO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan adanya pergantian
kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan
pembahasan yang menarik perhatian para pendidik akhir-akhir ini. Penerapan
pendekatan scientific menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas
siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan.
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran
saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu.
Model ini menekankan
pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dengan demikian peserta didik diarahkan
untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru
yang diperlukan untuk kehidupannya.
2. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini rumusan masalahnya adalah:
- Apa yang di maksud dengan metode Pendekatan Saintifik itu?
- Bagaimana penerapan metode Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran?
- Bagaimana contoh penerapan metode Pendekatan Saintifik di sekolah dasar?
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk :
a. Mengerti tentang apa
yang dimaksud dengan Pendekatan Saintifik
b. Mengetahui bagaimana penerapan
Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran
c. Menguasai metode
Pendekatan Saintifik dalam proses pembelajaran di sekolah dasar
4.
Manfaat Penulisan
Makalah ini kita akan menambah pengetahuan
dan wawasan tentang metode pendekatan saintifik dan penerapannya dalam
pembelajaran, serta bisa dijadikan modal kita saat sudah mengajar nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendekatan
Saintifik
Pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi
bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah
dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta
diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru
diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Metode
saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori
Piaget, dan teori Vygotsky.
Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah
harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan
penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan
tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:
- Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
- Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
- Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
- Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
- Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
- Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggung-jawabkan.
- Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki
karakteristik sebagai berikut:
- berpusat pada siswa.
- melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
- melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
- dapat mengembangkan karakter siswa.
2. Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran
Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya
perubahan setting dan bentuk pembejaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran
tradisional. Metode yang dipandang sejalan dengan prinsip pendekatan
saintifik/ilmiah adalah problem based learning, project based
learning, inkuiri, dan group investigation. Metode-metode tersebut
mengajarkan kepada peserta didik untuk mengenal masalah, merumuskan masalah,
mencari solusi, menguji jawaban sementara dengan melakukan penyelidikan
(menemukan faktafakta melalui penginderaaan), dan pada akhirnya menarik
simpulan dan menyajikan secara lisan maupun tertulis.
Menurut majalah Forum
Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada tahun 2004 sebagaimana
dikutip Wikipedia menyatakan bahwa pembelajaran ilmiah mencakup strategi
pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan siswa dalam proses berpikir dan
penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat membedakan kemampuan
siswa yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah membantu guru mengindentifikasi
perbedaan kemampuan siswa.
Pada penerbitan berikutnya pada
tahun 2007 dinyatakan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip utama; yaitu:
- Belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa.
- Assessment berarti pengukuran kemajuan belajar siswa yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
- Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.
Metode Ilmiah merupakan teknik merumuskan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan melalui kegiatan observasi,
mencoba melaksanakan aktivitas, atau melaksanakan percobaan. Oleh karena itu,
pada umumnya, pelaksanaan metode ilmiah tersusun dalam tujuh langkah
berikut:
- Merumuskan pertanyaan.
- Merumuskan latar belakang penelitian.
- Merumuskan hipotesis.
- Menguji hipotesis melalui percobaan.
- Menganalisis hasil penelitian dan merumuskan kesimpulan.
- Jia hipotesis terbukti benar maka daapt dilanjutkan dengan laporan.
- Jika hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan pengujian kembali.
3. Pembelajaran Saintifik
di Sekolah Dasar
Dalam kurikulum 2013, pembelajaran dituntut untuk menerapkan
pendekatan saintifik/ilmiah yang dipadu dengan model pembelajaran tematik
terpadu. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik. Karakteristik pembelajaran tematik yaitu
berpusat pada peserta didik, pemisahan antar mata pelajaran tidak tampak, menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, fleksibel,
hasil pembelajaran berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Peserta
didik sekolah dasar termasuk dalam usia emas. Pada usia ini berbagai
kecerdasannya, seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat pesat, dan
tingkat perkembangannya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik), serta memahami hubungan antar konsep secara sederhana.
Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret dan
pengalamanlangsung. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara
tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Peserta
didik usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret dan perilaku
belajarnya (1) mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek
ke aspek lain secara reflektif dan serentak, (2) mulai berpikir secara operasional,
(3) berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) membentuk
dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinip ilmiah sederhana dan
mempergunakan hubungan sebab akibat, (5) memahami konsep subtansi, volume,
panjang, luas, lebar, dan berat.
Ciri belajar peserta didik usia sekolah dasar adalah (1) konkret
(dapat dilihat, didengar, dibau, dikecap, diraba, dan diotak-atik), (2)
integratif (segala sesuatu dipandang sebagi satu keutuhan), (3) hierarkis
(urut, logis, keterkaitan antar materi, cakupan keluasan dan kedalaman materi).
Penerapan pendekatan saintifik/ ilmiah dalam pembelajaran tema kegiatanku, sub
tema kegiatan pagi hari. Kegiatan pembelajaran ini dapat diawali dengan guru
meminta peserta didik untuk mengamati keadaan sekeliling ketika pagi hari. Guru
juga dapat menambahkan dengan memberikan gambar suasana pagi kepada peserta
didik untuk diamati persamaan dan perbedaannya. Guru menanyakan apa saja yang
terjadi atau dilakukan ketika pagi hari. Peserta didik dituntun untuk dapat
menceritakan suasana pagi hari, kegiatan yang dilakukannya ketika pagi hari,
kegiatan yang dilakukan ayah, ibu atau adik atau akkak atau anggota keluarga
lain pada pagi hari. Kemudian peserta didik dapat menjelaskan urutan
peristiwa/kegiatan yang dilakukannya secara lusan dan tertulis.
Dalam contoh penerapan tersebut, pembelajaran telah memuat
pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, mengolah informasi atau data,
menyajikan dalam bentuk lisan dan tertulis, kemudian bersama-sama guru
menyimpulkan kegiatan yang sebagian besar dilakukan pada pagi hari. Setelah itu
dapat dikaitkan dengan materi lain yang masuk dalam cakupan tematik. Misalnya
pengenalan konsep bilangan, pengenalan konsep waktu pagi, siang, sore, malam,
bercerita, mengekspresikan diri melalui lagu dan gambar atau gerak, serta
memuji Tuhan (religius).
Nilai karakter atau sikap yang dapat dimunculkan dalam
pembelajaran tersebut adalah tanggung jawab, jujur, kreatif, dan disiplin. Guru
dapat menekankan adanya karakter disiplin dalam setiap kegiatan yang peserta
didik lakukan supaya semua dapat diselesaikan dengan baik. Penerapan pendekatan
saintifik/ilmiah dapat dilakukan sesuai dengan kreatifitas guru, walaupun telah
ada buku guru. Guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan keadaan peserta
didik dan sekolah masing-masing.
BAB III
KESIMPULAN
Pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Upaya penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses
pembelajaran bukan hal yang aneh tetapi untuk menumbuhkembangkan proses
berpikir logis dan ilmiah. Pendekatan saintifik/ilmiah dapat membiasakan
peserta didik untuk berpikir kritis dan logis, tidak berpikir sembrono atau
menyimpulkan suatu masalah secara sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat,
Akhmad. 2013. Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran.
www.akhmadsudrajat.wordpress.com. Diunduh pada 25 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar