PENDEKATAN OPEN ENDED
Nama :
Friescha Azizatun Nisa
Dosen : Lestariningsih, S.Pd., M.Pd.
STKIP PGRI Sidoarjo
A.
Pengertian
pendekatan Open–Ended.
Pendekatan open-ended adalah
"an instructional strategy that creates interest and stimulates creative
mathematical activity in the classroom through students’ collaborative work.
Lessons using open-ended problem solving emphasize the process of problem
solving activities rather than focusing on the result" (Shimada
&Becker, 1997; dan Foong, 2000).
Pendekatan open-ended prinsipnya sama dengan
pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam
prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Bedanya Problem
yang disajikan memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang memiliki
jawaban benar lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem
open-ended atau problem terbuka . Contoh penerapan problem open-ended dalam
kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa
diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab
permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir.
Dihadapkan dengan problem open-ended siswa tidak hanya mendapatkan jawaban
tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Pembelajaran dengan pendekatan open-ended biasanya dimulai dengan memberikan
problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran membawa siswa dalam
menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban
sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan
sesuatu yang baru.
Tujuan pembelajaran melalui
pendekatan open-ended yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan
pola pikir matematis siswa melalui problem
solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir
matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu
kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
Pendekatan open-ended menjanjikan suaru kesempatan
kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya
sesuai dengan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya agar kemampuan berpikir
matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama
kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui
proses belajar mengajar. Pokok pikiran dari pembelajaran dengan open-ended
yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan
siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai
strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended
bersifat terbuka.
Dalam pembelajaran matematika,
pendekatan open-ended
berarti memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar melalui aktivitas-aktivitas
real life dengan menyajikan fenomena alam seterbuka mungkin pada siswa. Bentuk
penyajian fenomena dengan terbuka ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang
berorientasi pada masalah atau soal atau tugas terbuka. Secara konseptual
masalah terbuka dalam pembelajaran Matematika adalah masalah atau soal-soal
Matematika yang dirumuskan sedimikian rupa, sehingga memiliki beberapa atau
bahkan banyak solusi yang benar, dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi
itu.
B.
Penemu
Metode Pembelajaran Open Ended.
Pendekatan berdasarkan masalah
dalam pembelajaran matematika sebenarnya bukan hal yang baru, tetapi Polya sudah mengembangkan sejak
tahun 40-an. Namun pendekatan ini mendapat perhatian luas lagi mulai tahun
80-an sampai sekarang. Dengan dikembangkannya pendekatan pemecahan masalah
berbentuk terbuka (open-ended)
di Jepang. Pendekatan ini didasarkan atas penelitian Shimada, adalah “an
instructional strategy that creates interest and simulates creative
mathematical activity in the classroom trhough student’s collaborative work.
Lesson using open-ended problem solving emphasize the proses of problem solving
activities rather than focusing on the result” (Shimada and Becker.1997.
Bandingkan dengan foong. 2000)
Pendekatan ini berkembang pesat
sampai di Amerika dan Eropa yang selanjutnya dikenal dengan istilah open-ended
probleng solving . Di Eropa, terutama di Negara-negara seperti Belanda
pendekatan pembelajaran ini mendapat perhatian luas seiring dengan terjadinya
tuntutan pergeseran paradigma dalam pendidikan matematika di sana. Di klaim
bahwa pembelajaran matematika merupakan “ human activities” , baik mental atau
fisik berdasarkan “ real life” dengan mengambil landasan Konstrutivisme Radikal
Modern (berdasarkan biologi Kognitivisme dan Neurophisiologi) oleh Maturana dan varela (1984) bahwa
fenomena-fenomena alam itu tidak dapat di reduksi secara penuh menjadi
klusa-klausa deterministic, dengan struktur dan pola yang unik, tunggal dan
dapat di prediksi secara mudah.
Sebaliknya real life , adalah
kompleks dengan struktur dan pola yang sering tak jelas, tak selalu teramalkan
dengan mudah, multidimensi, dan memungkinkan adanya banyak penafsiran dan
sinkuler. Pengetahuan manusia tentang alam hanyalah hipotesa-hipotesa
konstruksi hasil pengamatan terbatas, yang tentu saja dapat salah (fallible).
Mengambil pandangan ini dalam pembelajaran matematika, berarti memberi
kesempatan pada siswa untuk belajar melalui aktivitas-aktivitas real life
dengan menyajikan fenomena alam “seterbuka mungkin” pada siswa. Bentuk penyajian
fenomena rea dengan “terbuka” ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang
berorientasi pada masalah/ soal/ tugas terbuka. (Sudiarta. 2003 a, 2003 b, 2003
c).
Secara konseptual masalah terbuka
dalam pembelajarn matematika adalah masalah atau soal-soal matematika yang
dirumuskan sedemikian rupa, sehingga memilki beberapa atau bahkan banyak solusi
yang benar, dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi itu. Pendekatan ini
memberikan kesempatan pada siswa untuk “experience
in finding something new in the process” (Schoenfeld,1997).
C.
Prinsip –
prinsip Metode Pembelajaran Open Ended.
Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan open-ended
mengasumsikan tiga prinsip, yakni sebagai berikut :
1. Related to the autonomy of
student’ activities. If requires that we should appreciate the value of
student’ activities for fear of being just non-interfering.
2. Related to evolutionary and
integral nature of mathematical knowledge. Content mathematics is theoretical
and systematic. Therefore, the more essential certain knowledge is, the more
comprehensively it derives analogical, special, and general knowledge.
3. Related to teachers’ expedient
decision-making in class. In mathematics class, teachers often encounter
students’ unexpected ideas. In this bout, teachers have an important role to
give the ideas full play, and to take into account that other students can also
understand real amount of the unexpected ideas.
Jenis masalah yang digunakan dalam
pembelajaran melalui pendekatan open-ended ini adalah masalah yang bukan rutin
yang bersifat terbuka. Sedangkan dasar keterbukaanya (openness ) dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yakni : Process is open, end product are
open dan ways to develop are open. Prosesnya terbuka maksudnya adalah tipe soal
yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang benar. Hasil akhir yang
terbuka, maksudnya tipe soal yang diberikan mempunyai jawaban benar yang banyak
(multiple), sedangkan cara pengembang lanjutannya terbuka, yaitu ketika siswa
telah selesai menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru
dengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama (asli). Dengan demikian
pendekatan ini menyelesaikan masalah dan juga memunculkan masalah baru (from
problem to problem ).
D.
Kelemahan
dan Kelebihan pendekatan Open–Ended.
Dalam pendekatan open-ended guru
memberikan permasalah kepada siswa yang solusinya tidak perlu ditentukan hanya
melalui satu jalan. Guru harus memanfaatkan keragaman cara atau prosedur yang
ditempuh siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut akan memberikan
pengalaman pada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan
pengetahuan, keterampilan dan cara berfikir matematik yang telah diperoleh
sebelumnya. Ada beberapa kelebihan dari pendekatan ini, antara lain :
a. Siswa memiliki kesempatan
untuk berpartisipasi secara lebih aktif serta memungkinkan untuk
mengekspresikan idenya.
b. Siswa memiliki kesempatan
lebih banyak menerapkan pengetahuan serta keterampilan matematika secara
komprehensif.
c. Siswa dari kelompok lemah
sekalipun tetap memiliki kesempatan untuk mengekspresikan penyelesaian masalah
yang diberikan dengan cara mereka sendiri.
d. Siswa terdorong untuk
membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban yang mereka berikan.
e. Siswa memiliki banyak
pengalaman, baik melalui temuan mereka sendiri maupun dari temannya dalam
menjawab permasalahan.
Disamping kelebihan yang dapat diperoleh dari
pendekatan open-ended, terdapat juga beberapa kelemahan, diantaranya:
a. Sulit membuat atau menyajikan
situasi masalah matematika yang bermakna bagi siswa.
b. Mengemukakan masalah yang
langsung dapat dipahamai siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang
mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
c. Karena jawaban bersifat bebas,
siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d. Mungkin ada sebagian siswa
yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan
yang mereka hadapi.
E.
Pendekatan
Open Ended dalam Pembelajaran Matematika.
Pembelajaran dengan pendekatan
Open-ended mengharapkan siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih
menekankan pada proses pencarian suatu jawaban. Pendekatan open-ended
menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai
strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi
permasalahan. Tujuannya tiada lain adalah agar kemampuan berpikir matematika
siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama
kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi melalui proses
belajar mengajar. Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan
open-ended , yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktifantara siswa
dan matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan
melalui berbagai strategi. Perlu digarisbawahi bahwa kegiatan matematik dan
kegiatan siswa disebabkan terbuka jika memenuhi tiga aspek berikut.
1. Kegiatan siswa harus terbuka
Yang dimaksud kegiatan siswa
harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan siswa
untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai dengan kehendak mereka.
Misalnya, guru memberikan permasalahan seperti berikut kepada siswa: Dengan
menggunakan berbagai cara, hitunglah jumlah sepuluh bilangan ganjil pertama
mulai dari satu. Dengan
begitu siswa berkesampatan melakukan beragam aktivitas untuk menjawab
permasalahan yang di berikan sesuai dengan pikiran dan kemampuannya.
2. Kegiatan matematik
adalah ragam berpikir
Kegiatan
matematika adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi proses pengabstraksian
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau
sebaliknya. Pada dasarnya kegiatan matematik akan mengundang
proses manipulasi dan manifestasi dalam dunia matematika.
3. Kegiatan siswa dan kegiatan matematik merupakan
satu kesatuan.
Kegiatan siswa dan kegiatan
matematik dikatakan terbuka secara simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan
dan berpikir matematik siswa terperhatikan guru melalui kegiatan-kegiatan
matematik yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan lainnya. Dengan kata lain,
ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan permasalahan yang
diberikan, dengan sendirinya akan mendorong potensi mereka untuk melakukan
kegiatan matematikpada tingkatan berpikir yang lebih tinggi. Dengan demikian,
guru tidak perlu mengarahkan agar siswa memecahkan permasalahan dengan cara atu
pola yang sudah ditentukan, sebab akan menghambat kebebasan berpikir siswa
untuk menemukan cara baru menyelesaikan permasalahan.
F.
Langkah
Guru dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Open–Ended.
Langkah penting yang harus
dikembangkan guru dalam pembelajran melalui pendekatan open-ended adalah
menyusun rencana pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan kepada siswa, yakni:
a. Apakah masalah tersebut kaya
dengan konsep-konsep matematika dan bernilai?
Masalah
(problem) harus mendorong siswa untuk berfikir dari berbagai sudut pandang.
Disamping itu juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai untuk
siswa yang berkemampuan tinggi maupun rendah dengan menggunakan berbagai
strategi sesuai kemampuannya.
b. Apakah level matematika dari masalah (problem)
itu cocok untuk siswa?
Pada saat siswa menyelesaikan
problem open-ended, mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
mereka punyai. Jika guru memprediksi bahwa persoalan itu diluar jangkauan
siswa, maka problem itu harus diubah/diganti dengan problem yang berada dalam
wilayah pemikiran siswa.
c. Apakah problem itu mengundang
pengembangan konsep matematika lebih lanjut?
Problem harus memiliki
keterkaitan atau dihubungkan dengan konsep-konsep matematika yang lebih tinggi
sehingga dapat memacu siswa untuk berfikir tingkat tinggi.
Apabila kita telah memformulasi
problem mengikuti kriteria yang telah dikemukakan, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan rencana pembelajaran yang baik. Pada tahap ini hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Tuliskan respon siswa yang
diharapkan
Siswa diharapkan merespon problem
open-ended dengan berbagai cara. Oleh karena itu guru harus menuliskan daftar
antisipasi respon siswa terhadap problem. Karena kemampuan siswa dalam
mengekspresikan idea tau pikirannya terbatas, mungkin mereka tidak akan mampu
menjelaskan aktivitas mereka dalam memecahkan problem itu. Namun mungkin juga mereka
mampu menjelaskan ide-ide matematika dengan cara berbeda. Dengan demikian
antisipasi guru membuat banyak kemungkinan respon yang dikemukakan siswa
menjadi penting dalam upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan
permasalahan sesuai dengan cara kemamapuan siswa.
b. Tujuan dari problem itu
diberikan harus jelas
Guru harus memahami peranan
problem itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Problem dapat diperlakukan
sebagai topik yang independen, seperti dalam pengenalan konsep baru, atau
sebagai rangkuman dari kegiatan belajar siswa. Dari pengalaman, problem
open-ended efektif untuk pengenalan konsep baru atau dalam rangkuman dari
kegiatan belajar.
c. Sajikan problem semenarik
mungkin.
Konteks permasalahan yang
diberikan harus dikenal baik oleh siswa dan harus membangkitkan semangat
intelektual. Karena problem open-ended memerlukan waktu untuk berfikir dan
mempertimbangkan, maka problem itu harus mampu menarik perhatian siswa.
d. Lengkapi prinsip posting
problem sehingga siswa memahami dengan mudah maksud dari problem itu.
Problem harus diekspresikan
sedemikian sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan menemukan
pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan jika eksplanasi
problem terlalu ringkas. Hal ini dapat timbul karena guru bermaksud memberikan
kebebasan yang cukup bagi siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan
masalah atau bisa diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
pengalaman dalam belajar karena terbiasa mengikuti petunjuk-petunjuk dari buku teks.
Untuk menghindari kesulitan yang dihadapi siswa seperti ini, guru harus
memberikan perhatian khusus menyajikan atau menampilkan problem.
e. Berikan waktu yang cukup
kepada siswa untukmengeksplorasi problem.
Kadang-kadang waktu yang
diberikan tidak cukup dalam menyajikan problem pemecahannya, mendiskusikan
pendekatan dan penyelesaian, dan merangkum apa yang telah siswa pelajari. Oleh
karena itu guru harus memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk
mengeksplorasi problem. Berdiskusi secara aktif anatara siswa dan antara siswa
dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran
open-ended. Guru dapat membuat dua periode waktu untuk satu problem open-ended.
Periode pertama, siswa bekerja secara individual atau kelompok dalam memecahkan
problem dan membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan.
Kemudian periode kedua, digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan
pemecahan serta penyimpulan dari guru, dari pengalaman pembelajaran seperti ini
terbukti efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar